Salah satu tugas melekat yang tidak dapat dielakkan bagi insan perguruan tinggi adalah melakukan pengabdian masyarakat. Dalam salah satu kegiatan pengabdian masyarakat saya di Dinas Pertanian Propinsi jatim, saya bertemu dengan kelompok UKM pangan. Dari sekian banyak permasalahan yang dilontarkan, ada salah satu permasalahan yang diungkapkan oleh UKM rengginang "ARBELIA JAYA FOOD" KEDIRI yang menurut saya cukup menantang. Permasalahan tersebut adalah tuntutan adanya alat pencetak rengginang.
Selama ini, proses pencetakan rengginang masih dilakukan secara manual – tanpa alat cetak khusus. Untuk mendapatkan rengginang berbentuk lingkaran, pengrajin UKM menggunakan alat sederhana berupa potongan pralon dengan diameter tertentu. Cara pencetakan rengginan secara manual ini mempunyai beberapa kelemahan, yaitu perlu ketelatenan dan ketrampilan tinggi. Selain itu butuh waktu lama dan kapasitas produksinya rendah. Untuk bisa melakukan pencetakan secara manual, tidak setiap pekerja mampu melakukannya, terutama pekerja yang masih relatif baru. Bagi pekerja yang sudah terampil, setiap harinya mampu mencetak 1100 biji rengginang, sedangkan pekerja yang masih belajar maksimum hanya 400 biji rengginang per hari. Dengan kata lain, apabila jam kerja per hari sekitar 7 jam maka rengginang yang dihasilkan adalah sekitar 157 buah per jam per orang bagi yang sudah ahli, atau sekitar 58 buah per jam per orang bagi yang belum ahli.
Alat pencetak rengginang yang dimaksudkan UKM ini belum ada di pasaran, dan inilah yang menantang bagi saya. Bisa gak ya memenuhi permintaan UKM ?. Jujur saja, waktu menerima tantangan ini saya belum pernah melihat langsung bagaimana proses pembuatan rengginang dari beras ketan. Saya hanya tahu wujud fisik rengginang beras ketan dan menduga-duga proses pembuatannya. Saya hanya yakin bahwa ”setiap masalah pasti ada jalan keluarnya”. Nah..... berbekal tekad itulah saya kemudian melihat langsung bagaimana proses pembuatan rengginang di UKM dan sekaligus mendeskripsikan apa yang menjadi masalah utama dalam proses pencetakan.
Dengan mempelajari proses pencetakan rengginang secara manual di UKM "ARBELIA JAYA FOOD" KEDIRI, saya menterjemahkannya kedalam “bahasa mesin atau tuntutan teknis alat”, kemudian dengan mengadopsi beberapa cara kerja mesin tepat guna, maka tergambarlah solusi alat pencetak rengginang. Dari pengalaman selama ini, tidaklah mudah untuk mengintroduksi alat teknologi tepat guna yang baru kepada UKM. Biasanya aspek effisiensi menjadi tuntutan utama. Meskipun alat dapat dioperasionalkan tetapi dengan resiko harus menambah beaya untuk listrik , bahan bakar, atau ada tambahan beaya lainnya sehingga dapat meningkatkan beaya produksi, maka jangan harap UKM mau menggunakan alat bantuan tersebut. Yang diinginkan UKM umumnya adalah permasalahan yang dihadapi teratasi, alat dapat dioperasionalkan, kalau bisa tidak mengeluarkan beaya lagi (untuk listrik atau bahan bakar), dan yang pasti adalah ...... alat yang diintroduksi adalah bantuan alat gratis.... tissss .. tisss..... tiissss......
Pada prinsipnya alat ini mengadopsi mekanisme alat penutup gelas plastik, yaitu terdiri dari a) Kerangka alat , b) Kayu penekan , c) papan kayu pencetak berisi potongan pralon, d) Handle untuk menurunkan (menekan) rengginang yang dicetak, dan e) meja dudukan alat (lihat gambar).
1) Sebelum dicetak, beras ketan kukus disiapkan dalam thermos nasi terlebih dahulu agar tetap hangat. Demikian juga papan pencetak yang berisi potongan pralon juga harus disiapkan terlebih dahulu.
2) Setelah semuanya siap, diambil beras ketan kukus secukupnya dan diisikan pada cetakan dalam papan pencetak.
3) Selanjutnya dilakukan proses penekanan atau pemadatan rengginang. Proses ini dilakukan dengan menarik handle sehingga kayu penekan turun dan menekan atau memadatkan rengginang dalam cetakan.
4)Setelah selesai penekanan, rengginang dikeluarkan dari cetakan. Pengeluaran rengginang cetakan dilakukan dengan cara didorong dari bawah kemudian dipindahkan pada nyiru.
5) Rengginang yang diperoleh selanjutnya dikeringkan.
Alat pencetak rengginang yang dihasilkan ini mudah dioperasikan oleh siapa saja, termasuk pekerja yang belum tergolong ahli. Hal ini berbeda jauh dengan proses pencetakan secara manual yang membutuhkan keahlian. Alat Pencetak Rengginang ini mampu mencetak rengginan dengan spesifikasi ukuran maupun tekstur yang sama dengan cara manual, yaitu mempunyai diameter 4,5 cm, berat basah tiap biji 15 gram, dan berat keringnya 6 gram. Dengan alat pencetak rengginang ini, kapasitas pencetakannya bisa meningkat lebih dari dua kali lipat, sebab tiap menitnya mampu dihasilkan 4 - 5 buah rengginang cetak per orang ( 240 - 300 rengginan per jam per orang), sedangkan secara manual hanya 2 buah rengginang per menit atau 120 rengginan per jam per orang.
Dari beberapa alat teknologi tepat guna yang diintroduksi kepada UKM, menurt saya alat inilah yang paling memuaskan. Mau tahu kenapa ?. Sejak diintroduksi tahun 2004 yang lalu ternyata sampai saat ini alat tersebut masih digunakan oleh UKM (berarti sudah sekitar 4 tahun), sebab alat ini cukup praktis, mudah dioprasikan oleh siapa saja –termasuk pekerja pemula, alat ini tidak menggunakan tambahan bahan bakar ataupun listrik, sehingga tidak menambah beaya produksi, dan meskipun alat ini masih dioperasionalkan secara manual tetapi alat ini mampu melipatgandakan kapasitas produksinya. Semoga keberadaan alat pencetak rengginang tersebut akan semakin meningkatkan kesejahteraan pengusaha UKM, Amiin.
(untuk saya, cukup pahala yang terus mengalir saja, karena ini adalah bagian dari ilmu yang bermanfaat kan ?)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar